Langsung ke konten utama

TUGAS SENI (BUDAYA URANG AWAK)

ART OF CULTURE
SMART SCHOOL
XI IPA 1

PACU JALUR BUDAYO KITA BASAMO


Sejak beberapa tahun, pacu jalur telah masuk kedalam kalender pariwisata nasional di Riau yang diadakan oleh masyarakat Kuansing. Tidak hanya Pemkab Kuansing, Pemprov Riau juga merasa sangat bertanggung jawab untuk melestarikan budaya rakyat yang amat luhur sejak ratusan tahun tersebut.

Bahkan pada tahun 2005 lalu Wakil Presiden HM Jusuf Kalla berkesempatan hadir guna menyaksikan kgeiatan tersebut sekaligus membuka acara. Pembukaan kegiatan budaya pacu jalur yang digelar masyarakat Kuantan Singingi berlangsung cukup meriah. Ribuan masyarakat tumpah rumah memenuhi tribun dan tepian Narosa, Telukkuantan.

Tingginya minat masyarakat untuk menyaksikan pembukaan lomba pacu jalur, membuat Wakil Presiden, Jusuf Kalla takjub. Bahkan dalam sambutannya Wapres melukiskannya sebagai bukti cintanya masyarakat terhadap budaya dan tradisi yang diturunkan nenek moyang.
Pacu Jalur adalah sejenis lomba dayung tradisional khas daerah Kuantan Singingi (Kuansing) yang hingga sekarang masih ada dan berkembang di Propinsi Riau. Lomba dayung ini menggunakan perahu yang terbuat dari kayu gelondong dan bukan sembarang kayu yang oleh masyarakat sekitar juga sering disebut jalur. Upacara adat khas daerah Kuansing ini diselenggarakan setiap satu tahun sekali untuk merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, tepatnya pada tanggal 23—26 Agustus. Panjang perahu/jalur yang digunakan dalam lomba ini berkisar antara 25—40 meter dengan jumlah atlet 40—60 orang tiap perahu. Biasanya, festival ini diikuti oleh ratusan perahu dan melibatkan beribu-ribu atlet dayung, serta dikunjungi oleh ratusan ribu penonton baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Konon, kegiatan lomba dayung ini merupakan warisan budaya masyarakat Kuantan Singingi yang telah berlangsung sejak tahun 1900-an. Perahu atau jalur, dahulu, sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil bumi atau pun hasil hutan. Kebiasaan menggunakan perahu inilah yang mungkin merupakan cikal bakal kegiatan Pacu Jalur. Pada zaman penjajahan Belanda, Pacu Jalur juga dimanfaatkan oleh pemerintah Belanda untuk memeringati serta memeriahkan hari ulang tahun ratu mereka yang bernama Ratu Wilhelmina. Namun, semenjak Indonesia merdeka, Pacu Jalur berangsur-angsur dijadikan upacara khas untuk merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pada awalnya, kegiatan Pacu Jalur hanya diikuti oleh segelintir masyarakat di sekitar daerah Kuantan Singingi. Namun, dalam perkembangannya, kegiatan ini banyak mendapat perhatian dan simpati dari berbagai kawasan, terutama daerah-daerah kawasan Riau dan sekitarnya serta mancanegara. Oleh karena itu, saat ini festival Pacu Jalur tidak hanya milik masyarakat Kuantan Singingi saja, melainkan telah menjadi pesta rakyat milik masyarakat Riau dan kawasan sekitarnya. Festival yang bernuasa tradisional ini telah ditetapkan masuk ke dalam Kalender Pariwisata Nasional (Major Event).

Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi ini. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun. Pendeknya, Pacu Jalur selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Masyarakat Kuantan Singingi dan sekitarnya tumpah ruah menyaksikan acara yang ditunggu-tunggu ini. Karena meriahnya acara ini, konon beredar cerita, bahwa sepasang suami istri harus rela bercerai jika salah satu pasangannya dilarang mendatangi acara tersebut.

Selain sebagai event olahraga yang banyak menyedot perhatian masyarakat, festival Pacu Jalur juga mempunyai daya tarik magis tersendiri. Festival Pacu Jalur dalam wujudnya memang merupakan hasil budaya dan karya seni khas yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga, seni, dan olah batin. Namun, masyarakat sekitar sangat percaya bahwa yang banyak menentukan kemenangan dalam perlombaan ini adalah olah batin dari pawang perahu atau dukun perahu. Keyakinan magis ini dapat dilihat dari keseluruhan acara ini, yakni dari persiapan pemilihan kayu, pembuatan perahu, penarikan perahu, hingga acara perlombaan dimulai, yang selalu diiringi oleh ritual-ritual magis. Pacu Jalur dengan demikian merupakan adu/unjuk kekuatan spiritual antar-dukun jalur. Selain perlombaan, dalam pesta rakyat ini juga terdapat rangkaian tontonan lainnya, di antaranya Pekan Raya, Pertunjukan Sanggar Tari, pementasan lagu daerah, Randai Kuantan Singingi, dan pementasan kesenian tradisional lainnya dari kabupaten/kota di Riau.

Para wisatawan yang berkunjung ke festival ini juga dapat mengunjungi obyek-obyek wisata lainnya yang jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi penyelenggaraan acara ini, seperti Air Terjun Tujuh Tingkat Batang Koban di Desa Lubuk Ambacang, dan Desa Wisata Sentajo yang menyimpan warisan rumah adat tradisional zaman dahulu.

Pacu Jalur diselenggarakan di pinggir Sungai Kuantan (Teluk Kuantan) yang juga terkenal dengan nama Tepian Narosa di Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi, Propinsi Riau, Indonesia. Lokasi Pacu Jalur yang berada di Tepian Narosa berjarak kira-kira 150 km dari Kota Pekanbaru ke arah selatan. Dengan menggunakan kendaraan pribadi roda empat, para wisatawan yang ingin menyaksikan event besar ini, cukup menempuh perjalanan sekitar tiga setengah jam dari Kota Pekanbaru. Alernatif lain untuk menuju lokasi acara pesta rakyat ini adalah menggunakan transportasi umum yang tersedia dari Kota Pekanbaru menuju Kota Kuantan Singingi. Namun, karena belum tersedia angkutan dalam kota di Kabupaten Kuantan Singingi, pengujung disarankan untuk menggunakan jasa ojek dan mobil pick up menuju lokasi pertunjukan, tetapi sekarang masyarakat sudah mudah untuk mengunjunginya karena sudah mayoritas dari masyarakat sudah banyak memilki kendaraan roa dua.

Dengan banyak para masyarakat yang menggunakan kendaraan roda dua untuk pergi menonoton pacu jalur semakin banyak juga kecelakaan yang terjadi selama pacu jalur karena ingin cepat smapai tujuan. mungkin setiap tahunnya ada masyarakat yang meninggal karena kecelakaan. dan maka oleh sebab itu saya menghimbau kepada para pengunjung agar berhati-hati dalam menonoton pacu jalur "BIARLAH LAMBAT ASAL SELAMAT".

Kemudian dengan adanya pacu jalur ini semakin erat juga silaturahmi terjadi baik antara masyarakat kuansing maupub luar kuansing. selain silaturahmi antar masyarakat juga terjalin keakrabatan antar para pemacu dayung yakni dengan melakukan salaman didepan tribun hakim usai hilir, seperti yang dilakukan oleh pemacu jalur sari jadi gemetar alam walaupun mereka dikalah oleh jalur toduang biso rimbo piako mereka tetap menjalin keakrabatan dengan salaman bersama dan saling peluk untuk menjaga sportifitas antar pemacu karena kalah menang itu biasa coy.....!!!??.

Kita sebagai generasi muda kuantan singing harus bangga punya kebudayaan yang sudah masukkalender nasional ini,saya sendiri merupakan seorang pemuda yang pernah ikut serta dalam acara2 yang diadakan oleh masyarakat seperti mencari kayu ke rimba, maelo jalur, bahkan sewaktu saya libur kemaren saya pernah ikut latihan pacu bersama para atlit dayung didesa saya. akan tetapi saya tidak dapat ikut berpacu karena tidak ada waktu yang bolong bagi saya untuk ikut berpacu, karen itu bagi masa depan saya juga kedepannya.

maka oleh sebab itulah saya kalau menonton pacu itu benar-benar menonoton pacu bukan maen-maen kesana-kesini menghabiskan uang toh yang didapatkan hanya capek. alhamdulillah pacu jalur tahun ini saya sangat gembira sekali karena saya dapat menontonnya bareng Bapak bupati di tribun kehormatan kemaren. disana saya berkumpul bersama-sama dengan para pemerintah kabupaten kuansing terutama dengan bapak bupati kab kuansing, mungkin saya tidak dapat menunjukkan fhotonya karena pada waktu itu orang sangat ramai sekali dan tribunnya penuh oleh pemkab kuansing dan saya bersyukur sekali sya dapat menontonnya dengan hikmat sekali dan sangat seru bareng pak bupati. mungkin banyak orang yang tidak percaya hal ini tetapi saya jujur lho dan kalau saya bohong buat apa saya buat di blog saya ini ya kan....!!!!??:)

Dan oleh sebab itu say berpesan kepada seluruh teman-teman, jika kita diberikan sedikit waktu atau kesempatan unutk menonotn pacu jalur jang disia-siakan karen pada waktu itulah kita dapat menonotn tradisi dan budaya urang awak, kemudian jangan pula teman-teman diberi waktu sedikit itu hanya untuk maen kesana-kesani aja kan yang dapat tu cuma capek dan uang kita juga habis untuk yang tidak perlu dan berguan bagi kita lebih baikuang nya ditabung OK Botual kato ambo tu nyi ma rak lai ndak salah ro rak coy...........!!!???:)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENJELASAN & PENGERTIAN TEATER

Teater tradisional & Modern Art Of Culture Arief Budiman (@1213F) XI IPA I SMA PINTAR KAB. KUANSING RONALDO ROZALINO, S.Sn Ok coy kali in i gue akan m enjelaskan sekaligus memberikan pengertian juga ya tentang apa itu teater atau lebih lengkapnya gue akan menjelaskan tentang apa itu teater tradisionla dan apa juga itu teater modern. ok supaya lebih jelasnya ni gue jelasi n dulu apa itu teater selamat membaca. Teater merupakan suatu media langsung atau media komunikasi langsung yang djadikan wahana penting dalam menyebarkan kebudayaan dan pemikiran di sepanjang zaman. teater terkadang mengisahakan tragedi yang begitu menyedihkan yang terkadang memaksa penonoton untuk terhanyut turut menangis dan terkadang pula ada teater yang terkadang menyodorkan pertanyaan kepada publik, akan tetapi ada juga teater yang bisa membuat penontonnya tertawa lebar. Sebenarnya Teater juga bisa diartikan sebagai bagian dari seni pentas yang berakar dari kebudayaan kuno ataupun kepercayaan sua
Anak Rantau ini adaah sebuah kisah tentang seorang pemuda yang tamat SMA ingin melanjutkan pendidikannya ke negeri yang lebih jauh lagi yakni padang sumatera barat. anak ini berasal dari baserah lebih dikenal lagi dengan nama kotanya Taluk Kuantan Kabupaten kuantan singingi. pemuda ini meninggalkan kampung halamannya demi mendapatkan pedidikan dan pengalaman yang lebih banyak lagi di negeri orang tersebut. Dengan penuh semangat beliau pergi menninggalkan kampung halaman tercintanya dengan tujuan tersebut, sesampainya di Sumatera Barat pemuda ini hanya seorang diri disana tanpa ada bantuan dari orang lain, selayaknya mahasiswa lain yang diantarkan oleh orang tuanya masuk ke asrama. Disinilah letak kesediahan yang di alami leh pemuda tersebut. Namun dengan tekat yang bulat pemuda ini berusaha untuk beradaptasi dan akhirnya pemuda ini mendapatkan pengalaman dan teman yang banyak sehingga dia tidak sendirian lagi di sumatera barat. hari-hari demi hari yang telah dilalui oleh pemuda tersebu

TARI TOPENG

Tari topeng adalah salah satu tarian tradisional yang ada di Cirebon. Tari ini dinamakan tari topeng karena ketika beraksi sang penari memakai topeng. Konon pada awalnya, Tari Topeng diciptakan oleh sultan Cirebon yang cukup terkenal, yaitu Sunan Gunung Jati. Ketika Sunan Gunung Jati berkuasa di Cirebon, terjadilah serangan oleh Pangeran Welang dari Karawang. Pangeran ini sangat sakti karena memiliki pedang yang diberi nama Curug Sewu. Melihat kesaktian sang pangeran tersebut, Sunan Gunung Jati tidak bisa menandinginya walaupun telah dibantu oleh Sunan Kalijaga dan Pangeran Cakrabuana. Akhirnya sultan Cirebon memutuskan untuk melawan kesaktian Pangeran Welang itu dengan cara diplomasi kesenian. Berawal dari keputusan itulah kemudian terbentuk kelompok tari, dengan Nyi Mas Gandasari sebagai penarinya. Setelah kesenian itu terkenal, akhirnya Pangeran Welang jatuh cinta pada penari itu, dan menyerahkan pedang Curug Sewu itu sebagai pertanda cintanya. Bersamaan dengan penyerahan pedang itu